Senang Senang Bareng Kamtis Family
SETELAH Endank Soekamti merilis album pertama mereka ‘KELAS
I’ penggemar mereka semakin melonjak. Seiring dengan semakin dikenalnya band ini, bermunculan sekumpulan anak-anak muda yang
menyebut diri mereka sebagai Kamtis Family. Tidak hanya
di Yogyakarta sebagai kota asal mereka, namun Kamtis Family ini muncul di
berbagai penjuru kota di Indonesia, bahkan hingga kini jumlah mereka semakin
hari semakin banyak. Tak heran di setiap konsernya, Endank Soekamti ‘mengabsen’
ribuan kamtis yang pasti selalu meramaikan pertunjukan mereka.
Selain berasal dari berbagai daerah, para kamtis ini juga
berasal dari berbagai kalangan anak muda. “Ya seperti pada umumnya, mereka
melakukan kegiatan sesuai dengan profesi masing-masing, tapi dikala mereka
lelah, dikala butuh suport, dikala mereka rindu dengan saudara, mereka akan
berkumpul dan bersenang-senang bersama,” ujar Erix Soekamti kepada saya.
Selain berkumpul untuk menyaksikan penampilan band
kesayangannya, para Kamtis ini juga sangat peka dan mudah sekali untuk
dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial. Mereka bahkan sudah beberapa kali
menggelar gathering Kamtis se Indonesia yang di selenggarakan di beberapa
daerah. Musik yang dimainkan Endank Soekamti memang cenderung cepat dan
menghentak, tak heran para kamtis ini ‘On Fire’ dibuatnya. “Nggak jauh-jauh dengan
suporter bola, mereka teriak, bernyanyi dan datang berbondong-bondong dengan
penuh semangat. bedanya mereka nggak berantem,” kata Erix.
Ketika ditanya sejak kapan munculnya Kamtis ini, Erix mengaku
kurang jelas cerita detailnya, Ia mengatakan bahwa pertama kali ada segerombolan
yang mengatas namakan Kamtis itu ketika Endak Soekamti tampil di Lebak Bulus,
Jakarta, 2003 lalu. “Kemudian menular ke daerah-daerah lain. Waktu itu belum
musim facebook dan twitter, jadi proses penyebarannya sudah pasti dari mulut ke
mulut,” urai Erix.
Nama Kamtis sendiri diambil dari nama belakang Endank
Soekamti (Kamti), karena orangnya banyak (jamak) maka ditambahkan ‘S’ di
belakangnya. “Dulu ada juga yang menulisnya Kamties,
sekarang mereka bilang Kamtis itu bukan cuma nama belakang, tapi
juga mempunyai kepanjangan, Kamtis ‘Kami Tidak Sendiri,” tegas Erix lalu
tertawa.
Untuk menjadi seorang kamtis, lanjut Erix, memang berat
syaratnya. Pertama adalah punya Tattoo. Eits, tapi bukan sembarang tattoo,
“maksudnya seorang kamtis wajib mentattoo Kamtis Family tepat di dalam hati dan
mulai menjalin silahturahmi antar Kamtis, karena buat kami persahabatan is
number one,” jelasnya.
*****
BAGI Adhi Yasa atau yang akrab disapa Ucil ini, figur Kamtis
adalah seorang yang baik hati, tidak sombong, saling menolong, pintar, rajin
beribadah, dan hormat pada orangtua. “Karena orang tua pasti mendoakan saat
kita merapat pada waktu ada gigs, bahkan tiap hari mereka selalu mendoakan kita
supaya diberi keselamatan,” ujar Kamtis dari Ngawi ini.
Cowok kelahiran Ngawi ini juga berujar bahwa seorang kamtis
itu rajin menabung agar saat ada gigs (Konser Endank Soekamti) tidak bingung mencari
amunisi untuk merapat. “Kalau menabung kan dapat menghindarkan otak kriminal
juga, yang paling penting saling menghargai sesama kamtis dan siapa pun,” ucap
Ucil.
Ia mengaku menjadi seorang kamtis sejak kelas 3 SMP, “tepatnya
tahun 2003, cuma belum berani merapat, soalnya masih sekolah, aku benar-benar
menjadi kamtis tahun 2008, dan itu merupakan pertama kalinya liat live Endank
Soekamti,” ujar Aziz.
Ucil juga mengaku tidak hanya dekat dengan personil Endank
Soekamti saja, namun juga akrab dengan crewnya. “Menurut saya Soekamti tak
menganggap kita seperti fans, tapi sebagai teman, tak ada batas antara kamtis
dengan soekamti,” imbuhnya.
Pengalamannya yang paling seru adalah ketika mendapatkan
kesempatan diajak tour oleh Endank Soekamti. “Selama seminggu bersama Soekamti,
ngikutin semua kegiatan para personil, tau semua kebiasaan, kegilaan mereka
yang nggak pernah berhenti bercanda, bisa kram perut deh pokoknya,” katanya
lalu tertawa.
Bersama Kamtis di kotanya, Ucil juga ikut mengadakan acara
musik amal untuk penggalangan dana korban erupsi Merapi. Mereka juga berkerja
sama dengan j-rockstar (fans J-rock), Outsider (fans Superman Is Dead), dan Slankers,
“Yang paling membuat haru, Endank Soekamti rela datang jauh-jauh dari Jogja ke
Ngawi untuk menghibur kita tanpa bayaran sepeser pun,” katanya bangga.
Lain lagi cerita Zein, sejak mendengarkan lagu “Selamatkan
Aku” ia melantik diri sendiri menjadi kamtis family. Menurut pemuda asal
Jakarta ini tidak perlu
menyombongkan diri menjadi bagian kamtis family.
Meskipun tinggal di Jakarta, Zein mengaku tetep merasa dekat
dengan semua personil Endank Soekamti, terutama dengan karya-karya mereka.
Mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk mempersiapkan acara South to South
(SToS) Film Festival ini pun pernah diajak tour bersama Endank Soekamti, dan
disanalah ia bisa semakin dekat dengan band kesayangannya tersebut. (*)
Kata Endank Soekamti tentang Kamtis Family
Erix Soekamti:
Gathering kamtis se Indonesia. intinya adalah kumpul
paseduluran seantero jagat untuk seneng2 bareng sepanjang hari. kegiatan itu
sangat saya rindukan. Kamtis Family bagi saya adalah bensin yang siap dibakar
sekaligus siap menjadi bahan bakar. (*)
Dory Soekamti :
Kamtis adalah orang-orang yang mencintai Endank Soekamti
tanpa pamrih. Bagi kehidupan pribadi, sama saja, nggak ada bedanya. Kalau tidak
ada kamtis, mungkin saya sudah tidak jadi gitaris Endank Soekamti lagi, tapi gitarisnya
Lady Gaga mungkin..hehehe. Bagi Endank Soekamti, kamtis adalah sumber energi
terpercaya. (*)
Ari Soekamti :
Kalau Endank Soekamti diibaratkan motor, kamtis itu adalah bensinnya.
Mereka itu penyemangat, dan pengobar semangat yang sangat ampuh! melihat crowd
mereka dari atas panggung itu amazing! Kalian harus merasakannya
sekali-kali Saya mengidolakan mereka!
Saat lagu ‘Long Live My Family’ di Kridosono, adalah pertama
kali diving di kerumunan crowd, dan yang tersisa di badan saya tinggal celana!
Kaos, sabuk, sepatu sampe kaos kaki hilang entah kemana. hahaha. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar